-->

Wednesday 12 July 2017

Si Embe
              



               Orang pertama yang gue kenal di kampus selain teman SMA gue. Orang berbadan besar yang pertama kali ketemu pas gue nyampe kamar asrama. Awalnya, gue berpikir “wah, ini orang sangar nih nampaknya”, dan ternyata salah. Gue yang berasal dari Jabodetabek memiliki selisih kedatangan satu hari ke asrama dibandingkan dia yang dari luar jabodetabek. Wajah polos ini langsung masuk ke kamar asrama setelah diantarkan ke orang tua. Saat sedang merapihkan kamar, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar, dan itu adalah dia, Wildan Muhammad. Orang asli Jember, mahasiswa baru IPB jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata.
                Saat itulah perkenalan pertama kami berdua, terasa masih sangat canggung karena belum saling mengenal lebih dalam. Seperti yang terlihat di foto, kami sangat berbeda jauh dari segi fisik, Wildan badannya besar dan tinggi, dan gue badannya kecil dan tidak tinggi (wkwkwkw). Setelah melewati beberapa purnama, kami pun semakin akrab. Kesamaan hobi menonton anime membuat kami bertambah akrab, apalagi status sama-sama jomblo yang membuat kami sering membicarakan pasangan yang ideal.
                Entah mulai kapan, tapi gue merasa kita semakin akrab dan muncullah panggilan khusus untuknya, yaitu “Embe”. Kalau ditanya kenapa dipanggil Embe, gue juga bingung tapi suka aja. Dalam pertemanan ini, gue merasa beruntung karena gue yang menjabat sebagai anak pertama dikeluarga lebih cenderung harus memberikan contoh bagi adik-adiknya. Melakukan ini itu agar dicontoh yang baik. Terutama dalam hal belajar. Kadang kala memang terasa terbebani tapi semua harus dijalani, dan Insya Allah gue pun ikhlas, itung-itung sekalian mebenahi diri. Tapi, cuma sama embe gue bisa menjadi seperti seorang adik dan gue merasakan bagaimana memiliki kakak. Meski tidak ada hubungan darah, tapi gue merasa kita udah deket banget bahkan seperti udah kenal lama.
                Embe adalah tempat gue bisa jujur dengan apapun yang ada didiri gue. Bahkan sesuatu yang gak bisa gue jujurkan ke orang tua dan ke embe malah bisa. Cuma ke embe gue bisa ngeluh capek, lagi males, sedih, dan hal-hal lainnya. Cuma ke Embe gue bisa ceritain hari-hari seru gue selama sehari ini. Embe adalah pendengar yang baik buat gue, yang bisa menampung seluruh kejujuran gue.
                Embe juga yang pertama kali tau tentang “kaki spesial” gue. Ketika pertama kali melihatnya, dia langsung terkejut dan akhirnya gue pun menceritakan asal muasal kaki spesial ini. Setelah tau kalau gue serapuh itu, dia jadi lebih perhatian lagi. Bahkan ketika gue capek, Embe pernah mijitin kaki gue sampe lebih dari sejam dan itu enak banget mbe. Gue gak tau lagi beneran ada gak temen kayak Embe. Cuma Embe yang bener-bener gue bisa jadi kayak anak kecil didepannya dan semua kegilaan yang gak pernah gue lakuin sebagai seorang adik.
                Melalui tulisan ini gue juga mau minta maaf Mbe, kalau gue belum bisa jadi teman terbaik lu dan sering gak ada kalau lu butuh dan gak bisa banyak membantu. Maaf kalau temen kecilmu ini pernah membuat kekecewaan dalam hati lu. Tapi lu adalah Embe terbaik yang pernah gue kenal. Selamat ulang tahun juga ya Mbe ke yang 23 tahun. Semoga sehat selalu, diberikan kemudahan rizki, dan diberikan kemudahan dalam menyelesaikan studinya.

                Gue masih berharap bahwa suatu hari nanti kita bisa sama-sama sukses berdua dan bisa lebih deket lagi. Ketika kita punya pasangan halalnya masing-masing, boleh lah kita double date. Wkwkwkwk.

Salam,
Teman kecil

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna Veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat.

0 comments:

Post a Comment

Start Work With Me

Contact Us
JOHN DOE
+123-456-789
Melbourne, Australia

Blogger templates

Popular Posts